Tasri Muliadi Mn
16.3100.064
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan Islam di Nusantara secara pesat juga memberi dampak bertambah
banyak pembelajar dan pengkaji bahasa
Arab di Indonesia.
Moeliono (1989) menyebutkan bahwa bahasa Arab adalah bahasa dengan
tujuan khusus, karena banyaknya ungkapan dan kata yang berasal dari
bahasa ini masuk
dalam kosa kata
bahasa Indonesia khususnya
dalam masalah
peribadatan,
Paham atau tidak
paham maknanya
dalam hal peribadatan umat muslim menggunakan bahasa Arab. Dilihat dari strukturnya, bahasa Arab berbeda dengan bahasa
indonesia yang berumpun Austronesia, bahasa Arab merupakan anggota
bahasa Semit kuno sebagaimana bahasa Ibrani, bahasa Yahudi, bahasa
Amhar dan bahasa Aramy. Perbedaan
rumpun bahasa ini berimplikasi pada perbedaan
tipologisnya, rumput bahasa Semitis pada
umumnya bertipe fleksi, sedangkan bahasa Autronesia bertipe aglutanasi. Bahasa dengan tioe fleksi dalam pembentukan katanya dilakukan dengan cara modifikasi internal kata, sedangkan bahasa dengan tipe aglutinasi
dilakukan dengan
cara
afiksasi tanpa mengubah bentuk dasarnya.
Namun seperti
halnya pembagian bahasa dalam kajian linguistik umum, kata dalam bahasa Arab juga terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu ghairu mahshūr (open class) dan mahshūr (closed class). Pembagian
yang
pertama meliputi kata yang jumlahnya tidak terbatas, yaitu kata yang
dapat menunjukkan makna yang memiliki acuan (referen) kategori yang
termasuk open class yaitu isim (nomina) dan
fi’il (verba).
1.2 Rumusan
Masalah
1. Kata dalam Bahasa Arab terbagi dalam berapa jenis ?
2. Apa yang dimaksud dengan ISIM ?
3. Apa yang dimaksud dengan FI’IL ?
4. Apa yang dimaksud dengan HARF/HURUF ?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan
latar belakang dan rumusan masalah
yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah:
1.
Mampu mengetahui pembagian jenis
kata dalam Bahasa Arab
2.
Mampu memahami apa itu ISIM, FI’IL,
HARF/HURUF
3.
Syarat memenuhi tugas Bahasa Arab
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pembagian Jenis Kata dalam Bahasa
Arab
Dalam tata bahasa Arab, "kata"
dibagi ke dalam tiga golongan besar:
v ISIM ( اِسْم ) atau "kata benda". Contoh: مَسْجِد (= masjid)
atau sebuah kata yang memiliki akna sendiri, dan makna tersebut tidak
terkait dan tak ada sangkut pautnya dengan waktu, mislanya القتل (membunuh) adalah sebuah isim dari kata
kerja قتل yang
juga bisa bermakna membunuh. namun perbedaannya adalah, isim (membunuh yang
pertama tidak ada kaitannya dengan waktu, ia hanyalah nama (isim) untuk
menyebutkan pekerjaan membunuh. sedangkan kata kerja (membunuh) yang kedua
adalah kata kerja bentuk lampau atau فعل ماض yang
berarti sudah membunuh dan memang adalah sebuah pekerjaan yang menghilangkan
nyawa sesuatu, jadi itulah yang disebut fi'il dan letak perbedaannya dengan
isim. dapat disimpulkan bahwa isim tidak hanya terbatas pada kata benda saja,
namun lebih luas.
v FI'IL ( فِعْل ) atau "kata kerja". Contoh: أُصَلِّيْ (= saya sedang shalat)
atau sebuah kata
yang memiliki makna sendiri dan berkaitan dengan waktu, antara bentuk lampau,
sekarang, dan yang akan datang. yang seperti contoh diatas yang berarti
melakukan sesuatu dengan kaitan waktu saat ini atau sedang berlangsung.
v HARF ( حَرْف ) atau "kata tugas". Contoh: فِيْ (= di, dalam)
adalah sebuah kata yang bukan kriteria isim maupun fi'il, Huruf tidak
akan bermakna jika tidak digabungkan dengan kata kerja atau kata benda.
misalnya sebagai contoh, Harf في (dalam)
tidak akan bermakna apa-apa jika tidak digandengkan dengan isim misalnya kata البيت (rumah), ketikat disandingkan maka harf akan
memberikan makna di dalam rumah.
2.2 Pengertian
Isim
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ISIM adalah setiap kata yang merujuk ke orang/manusia, hewan, tumbuhan,
benda mati, tempat, waktu, sifat, atau makna lainnya yang tidak terkait dengan
waktu. Ringkasnya, semua kata yang tidak termasuk dalam kata kerja dan
"huruf" maka ia adalah isim.
Isim
memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai berikut:
- Berharokat kasroh atau kasrohtain : Jika suatu kata mempunyai akhiran kasroh, maka bisa dikatakan ia adalah isim.
- Tanwin : Jika suatu kata berakhiran tanwin, maka ia adalah isim.
- Terdapat لا pada awal kata. Perlu diketahui, jika suatu isim bergandengan dengan لا, maka isim tersebut tidak boleh di tanwin, begitu pula sebaliknya, sehingga isim tidak boleh kemasukan tanda لا dan tanwin pada satu kata, namun isim harus mempunyai salah satu dari kedua tanda di atas, baik itu لا saja atau tanwin saja.
- Terletak setelah huruf jer Diantara huruf-huruf jer adalah : (مِنْ – إِلَى – عَنْ – عَلَى – فِي – رُبَّ – بِـ – كَا – لِـ.. )
مِنْ
: Dari عَنْ
:
Dari
بِـ
: Dengan
إِلَى
: Ke لِـ :
Milik,
Kepunyaan
كَا : Seperti
عَلَى : Di
atas رُبَّ
: Betapa banyak, acapkali فِي : Di dalam
Contoh :
فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ
اللهِ
Dari contoh di atas, kata بَيْتٍ dan بُيُوْتِ , termasuk isim
karena terletak setelah huruf jer.
5.
Idhofah (penyandaran) = Mudhof mudhof ‘ilaih : Jika
terdapat dua kata yang bergandengan, dengan kata yang kedua mempunyai akhiran
kasroh, maka kedua kata tersebut kemungkinan besar adalah isim.
Contoh : كِتَابُ مُحَمَّدٍ :
Kitabnya Muhammad
دِيْنُ الإِسْلاَمِ : Agama
Islam
Kata pertama sebagai mudhof (yang disandarkan) dan
kata kedua sebagai mudhof ilaih (yang menyandarkan). Kata yang kedua di atas
adalah isim, karena idhofah, dan terlihat pada kata kedua mempunyai akhiran
kasroh.
2.3 Pengertian fi’il
Fi’il adalah kalimat (kata) yang menunjukkan makna mandiri
dan disertai dengan pengertian zaman, dengan kata lain fi’il ialah kata kerja.
Fi’il atau Kata Kerja dibagi atas dua golongan besar
menurut waktu terjadinya:
1.
Fi’il
Madhy / Kata kerja Bentuk Lampau
Fi’il madhi adalah kata kerja
menunjukkan kejadian bentuk lampau, sebelum masa pembicara. Tanda-tanda fi’il
madhi adalah selamanya difathahkan huruf akhirnya.
Contoh: فَعَلَ
(dia laki-laki telah bekerja)
2.
Fi’il Mudhari’ / Kata Kerja Bentuk Sedang atau Akan
Fi’il mudhari’ adalah kata kerja
yang menunjukkan bentuk kejadian saat berlangsung atau akan berlangsung, di
masa pembicara atau setelahnya. Fi’il mudhari itu harus dirafa’kan huruf
akhirnya dan huruf awalnya harus memakai salah satu dari huruf zaidah yang
empat yaitu: hamzah, nun, ya, dan ta.
Contohnya: يَفعَل
( dia laki-laki sedang bekerja)
3.
Fi’il Amar / Kata Kerja Perintah
Fi’il amar adalah lafadz yang
menunjukkan kejadian (perbuatan) pada masa yang akan datang. Tandanya adalah
jazm dengan huruf sukun, dengan membuang huruf illat, dan dengan membuang huruf
sukun.
Contohnya: افعَل
( kerjakanlah)
2.4 Pengertian harf
(Kata Tugas)
Harf adalah semua jenis kata selain Isim dan Fi’il, yang
tidak bisa berdiri sendiri dan tidak memiliki arti yang jelas tanpa kata-kata
lain dalam hubungan kalimat.
Contoh Harf: وَ (=dan), مِنْ (=dari), عَنْ (=dari), إِلَى (=ke, kepada), فِيْ (=di, dalam), حَتَّى (=hingga), لاَ (=tidak, tidak ada), إِنْ (=jika), dan lain-lain.
Sekilas catatan penting tentang penggunaan beberapa macam
Harf:
1. Beberapa
Harf, seperti بِـ (=dengan) di
dalam kalimat kadang mempunyai arti, dan kadang hanya sebagai tambahan yang
tidak mempunyai arti. Contoh:
أَعُوْذُ بِاللهِ
|
=
aku berlindung kepada Allah
|
كَفَى
بِاللهِ شَهِيْدًا
|
=
cukuplah Allah (sebagai) saksi
|
2. Harf وَ mempunyai dua fungsi:
a) ATHAF (عَطْف) atau Kata Sambung (=dan). Contoh:
a) ATHAF (عَطْف) atau Kata Sambung (=dan). Contoh:
ذَهَبَ أَحْمَدُ وَعَلِيٌّ
|
= Ahmad dan Ali telah pergi
|
b) QASM (قَسْم}atau Kata Sumpah (=demi). Contoh:
وَالْعَصْرِ
|
= demi waktu
(Ashar)
|
Perlu dicamkan,
bahwa di dalam al-Quran, Allah subhanahu wata’ala sering bersumpah dengan nama makhluq-Nya agar manusia
mengambil pelajaran dari apa yang dijadikan sumpah tersebut. Adapun manusia,
hanya boleh bersumpah dengan nama dan sifat Allah, tidak boleh bersumpah dengan
nama makhluq.
3. Harf Lam لـ juga
mempunyai beberapa fungsi:
a) MILIK (مِلْك) atau kepunyaan.Contoh:
لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ
|
= kepunyaan Allah (seluruh)
kerajaan langit dan bumi
|
b) TA’LIL (تَعْلِيْل) atau peruntukan (=untuk). Contoh:
أَذْهَبُ إِلَى الْمَدْرَسَةِ لِلتَّعْلِيْمِ
|
= saya pergi ke sekolah untuk
belajar
|
c) AMAR (أَمْر) atau perintah (=agar, supaya, hendaklah). Contoh:
لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ
|
= hendaklah berinfak orang
yang punya kelapangan (rezki)
|
d) TAUKID (تَوْكِيْد) atau penegasan (=sungguh, pasti). Contoh:
لَأَقُوْلُ قَوْلَ الْحَقِّ
|
= sungguh aku akan berkata
perkataan yang benar
|
4. Harf إِنْ
mempunyai dua macam arti:
a) Berarti “jika”.
Contoh:
إِنْ تَنْصُرُوا اللهَ
يَنْصُرْكُمْ
|
= jika kalian menolong (agama) Allah,
Dia akan menolong kalian.
|
b) Berarti “tidak”, bila sesudahnya terdapat kata إِلاَّ (=kecuali).
Contoh:
إِنْ أَنْتُمْ إِلاَّ
تَكْذِبُوْنَ
|
= tidak lain kalian hanyalah berdusta
|
5. Harf لاَ juga ada dua macam:
a. NAFY (نَفْي) atau penidakan (=tidak, bukan, tidak ada). Contoh:
a. NAFY (نَفْي) atau penidakan (=tidak, bukan, tidak ada). Contoh:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
|
=
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah
|
b. NAHY (نَهْي) atau pelarangan (=jangan). Contoh:
لاَ تَعْبُدُوْا إِلاَّ اللهَ
|
=
jangan kalian menyembah kecuali (kepada) Allah
|
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Dalam Bahasa Arab, kata dapat dibagi menjadi tiga
kelompok: ada isim (اسم), fi'il (فعل), dan harf (حرف). Apa itu
isim, fi'il, dan harf?
- Isim (اسم) adalah kata bermakna yang tidak terikat oleh waktu. Isim dalam bahasa Arab juga melingkupi kata sifat (adverb), kata ganti (pronoun), dan kata keterangan (adjektiva) yang ada di dalam bahasa Indonesia. Contoh: كِتاب (buku), مُسافِر (musafir), جَميل (cantik).
- Fi'il (فعل) adalah kata bermakna yang terikat oleh waktu. Contoh: ُأَدرُس (saya sedang belajar), دَرَستُ (saya pernah belajar), سَأَدرُسُ (saya akan belajar).
- Harf (حرف) 1) adalah kata yang tidak terlalu bermakna kecuali jika bergabung dengan kelompok kata selainnya. Bentuk kata lain dalam bahasa Indonesia yang termasuk dalam kelompok harf adalah: artikel (sebuah, seorang, itu), kata depan (di, ke, pada, dari), kata penghubung (dan, tapi, atau, maupun). Contoh: في (di), َّثُم (kemudian), إِلاَّ (kecuali).
3.2
Daftar Pustaka
Wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar