TASRI
MULIADI MN
16.3100.064
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Islam lahir di jazirah Arab. Islam
berkembang sampai ke Indonesia dibawa pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat,
sekitar abad ke-7 hingga abad ke-8. Islam diterima dengan baik dan berkembang
dengan pesat di Indonesia. Faktor pendorong Islam cepat berkembang di Indonesia
:
1.
Syarat masuk
Islam mudah.
2.
Islam bersifat
terbuka.
3.
Tidak mengenal
sistem kasta.
4.
Disebarkan
secara damai.
5.
Upacara
sederhana dan biaya murah.
6.
Runtuhnya
kerajaan Majapahit di pulau Jawa, ada sembilan tokoh penyebar agama Islam yang
dikenal sebagai Wali Sanga (wali sembilan). Peranan Wali Sanga antara lain :
1)
Sebagai penyebar
agama Islam.
2)
Pendukung
bedirinya kerajaan Islam.
3)
Penasehat raja.
4)
Pendukung
berkembangnya kebudayaan daerah yag disesuaikan dengan Islam.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini
adalah apa saja kerajaan-kerajaan Islam yang berkembang di Indonesia dan
bagaimana pemerintahannya.
Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah
untuk mengetahui apa saja kerajaan-kerajaan Islam yang berkembang di Indonesia
dan bagaimana pemerintahannya.
BAB II
PEMBAHASAN
KERAJAAN ISLAM TERTUA DI INDONESIA
A. Kerajaan
Perak.
1)
Jalur Pelayaran di Pantai Timur Sumatra.
Sudah
sejak zaman kuno, Selat Malaka memiliki peranan penting sebagai jalur pelayaran
yang menghubungkan negeri India dengan Cina dan sebaliknya. Sistem pelayaran
itu sangat ditentukan oleh sistem angin terutama angin musim. Angin musim barat
dan angin musim timur menentukan secara teratur pola pelayaran dari India
(Barat) ke Cina (Timur) pulang-balik dengan tetap. Pelayaran menyisir sisi
Barat Selat Malaka ini bertahan sampai timbulnya kota pelabuhan Malaka pada
awal abad ke-15. Pada masa perkembangan
agama Hindu/Buddha tumbuhan di sisi barat Selat Malaka atau pantai timur
Sumatra ini, Kerajaan Melayu dari Sriwijaya.
Sedang pada masa perkembangan Islam kerajaan-kerajaan Islam pertama
tumbuh di bagian utara, di Perlak dan Samudra Pasai. Ketika jalur pelayaran dan
perdagangan beralih melalui sisi timur Selat Malaka atau pantai barat
Semenanjung, maka tumbuh pila di daerah perairan pantai barat Semenanjung ini.
Kerajaan Islam ketiga ialah Kerajaan Malaka.
2)
Perdagangan Lada.
Hasil
bumi ikut meramaikan perdagangan internasional di Selat Malaka adalah lada. Daerah
penghasil lada yang utama pada waktu itu adalah Aceh. Lada ini diekspor melalui
bandar Perlak (Peureulak).
Dalam
waktu yang relatif singkat Aceh telah tumbuh menjadi daerah penghasil dan
pengekspor terbesar hasil lada. Perlak dijadikan bandar utama dipantai
timur Sumatra bagian utara. Bandar
Perlak akhirnya tumbuh dan berkembang menjadi kota perdagangan yang sifatnya
Internasional. Banyak pula kota ini didatangi padagang-pedagang yang berasal
dari Mesir, Arab, Persi dan Gujarat. Akhirnya di kota Perlak ini pulalah
berdiri Kerajaan Islam Pertama di Indonesia.
3)
Kerajaan Islam Pertama.
Perlak
diperkirakan berdiri sejak akhir abad ke-12. Nama semula adalah Peireulak.
Kitab Negarakertagama menyebut-nyebut negeri itu dengan nama “Parlak”. Marco
Polo yang berkunjung ke negeri itu pada tahun 1292 mencatatnya sebagai Negeri
Ferlec.
Sepeninggalan
Sultan Alaiddin Mahmud Syah kedua kesultanan itu dipersatukan kembali di bawah
pimpinan Sultan Alaiddin Malik Ibrahim Syah. Namun sebagai akibat perebutan
kekuasaan yang berkepanjangan antara Dinasti Marah dan Dinasti Sayid maka
kemunduran Kesultanan Perlak tidak dapat dicegah lagi. Pada akhir abat ke-13
Kesultanan Perlak tidak lagi memegang peranan penting dalam sejarah
kerajaan-karajaan Islam di pantai timur Sumatra. Dalam perebutan kekuasaan itu
Dinasti Marah banyak menderita kekalahan. Banyak diantara keturunan marah yang
menyingkir ke tempat lain dan mendirikan perkampungan dan pemukiman baru
seperti di Sarah Raja, Serbajadi, Lukop, Biang Keujeren dan Sebagainya.
B. Kerajaan Samudra Pasai.
1. Etimologi Nama Kerajaan.
Nama lengkap Kerajaan Samudra Pasai adalah Samudra Aca Pasai yang
berarti Kerajaan Samudra yang baik dengana beribu kota di Pasai. Ibu kota pasai
sekarang tidak ada lagi bekas-bekasnya. Kira-kira letak pasai adalah di sekitar
Negeri Blang Me sekarang.
Nama Sumatra belum dikenal dalam buku Pararaton atau
pun dalm Negarakertagama. Negarakertagama biasanya hanya menyebut bagian-bagian
dari pulau Sumatra saja dan jarang sekali menyebut nama pulau itu sebagai
keseluruhan. Bagian-bagian pulau Sumatra yang disebut-sebut dalam kitab Negarakertagama ialah: Jambi,
Palembang, Toba, Dharmacraya, Kandis, Kahwas, Minangkabau, Siak, Rokan, Kampar,
Panai, Kampe, Haru, Mandailing, Tumihang, Parlak, Lawas, Samudra, Lamuri,
Batan, Lampung dan Barus. Itulah sejumlah nama daerah yang tunduk kepada
Majapahit. Kiranya kiab Negarakertagama mengunakan nama Melayu untuk menyebut
pulau Sumatra.
2. Pendiri
Kerajaan Samudra Pasai.
Kerajaan Pasai ini merupakan kerajaan islam kedua
sesudah perlak. Sumber-sumber sejarah mengenai kerajaan ini jauh lebih lengkap
dibandingkan dengan kerajaan pertama. Di samping hikayat, berita-berita luar
negeri, kerajaan ini juga meninggalkan peninggalan arkeologis berupa prasasti
yang dapat menjadi saksi utama mengenai telah berdirinya kerajaan ini. Pendiri
kerajaan samudra pasai adalah sultan malik al saleh.
Penobatan marah silu sebagai sultan pertama di
samudra pasai oleh syak ismail ini
didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama, syek ismail memang merupakan
orang asli yang kuat pribadinya dan beragama mazhab syafi’i. Kedua, menurut
syekh ismail marah silu atau sultan malik al saleh akan sanggup dan mampu
membasmi aliran syi’ah yang merajalela dipantai timur sumatra utara. Ketiga,
marah silu dapat pula diharapkan akan mampu mengambil ali perdagangan persia,
arab, dan gujarat yang menganut islam aliran syi’ah. Demikianlah sejak tahun
1285 berakhirlah kekuasan sultan pasai yang beraliran Syi’ah dan berdirilah
kesultanan baru yang beraliran mazhab
syafi’i di bawah pimpinan marah silu yang bergelar sultan malik al baleh.
Sultan pertama ini memerintah sampai 1297
3. Peranan
Samudra Pasai.
Dengan timbulnya kerajaan samudra pasai maka
kesultanan perlak mengalami banyak kemunduran. Samudra pasai tampil menjadi
bendar utama di pantai timur sumatra utara. Samudra pasai tidak saja menjadi
pusat perdagangan lada, namun sekaligus juga menjadi pusat pengembangan agama islam mazhab syafi’i.
Dalam sistem pemerintahannya samudra pasai
memperlihatkan adanya pengaruh dari india dan persia. Keraton atau istana
samudra pasai dibangun menurut gaya arsitektur india. Pengaruh persia dalam
pemerintah nampak jelas dalam gelar-gelar jabatan. Raja sendiri menggunakan
gelar syah, sedangkan patihnya yang mendampingi raja menggunakan gelar amir,
bahkan diantara pembesar kerajaan terdapat pula orang-orang persia. Kemudian
malaka pun berkembang menjadi pusat penyebaran agama islam mazhab syafi’i untuk
seluruh pantai barat dan timur semenanjung malaka.
C. Kerajaan Malaka.
1. Pertumbuhan
kota Malaka.
Sampai sekitar abad ke-13 dan ke-14 hampir
dipastikan bahwa kota pelabuhan malaka belum berdiri dan belum dikenal. Sebab
sampai abad-abad itu jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan masih melalui
selat malaka sisi barat. Jadi masih menyisir pantai timur sumatra, beralihnya
jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan sisi barat ke sisi timur selat
malaka, jadi menyisir panntai barat semenanjung malaka, baru terjadi setelah
kemunduran kesultanan samudra pasai, dengan demikian malaka pun baru
berdiri dan tumbuh setelah beralihnya
lalu lintas pelayaran dan perdagangan ke pantai barat semenanjung malaka.
Berita tome pires, penulis portugis, yang pernah tinggal di malaka pada
1512-1515, mengenai kota pelabuhan malaka juga kurang jelas, ia hanya menulis
bahwa pelabuhan malaka itu dibuka kira-kira seratus tahun sebelum kota itu
jatuh ke tangan kekuasaan bangsa portugis.
Letak malaka memang tampan dan sangat baik. Semua
kapal cina dan dari indonesia yang akan berlayar ke barat harus melalui malaka.
Sebaliknya kapal-kapal yang datang dari sebelah barat malaka, jika akan
berlayar ke indonesia atau ke cina, harus pula melewati malaka. Malaka
menjadi pintu gerbang asia tenggara.
Demikianlah pelabuhan malaka dapat menguasai perdagangan negara-negara yang
terletak di sebelah barat, timur dan utara malaka. Bandar malaka menjadi bandar
dagang yang sangat ramai.
2. Pelabuhan
Transito bagi Indonesia.
Pada abad ke-15 dan ke-16 malaka telah berkembang
menjadi pusat perdagangan internasiaonal. Sebagai diberitakan oleh tome pires
dalm semua oriontalnya datanglah ke malaka pedagang-pedagangan dari jurusan
barat, utara dan timur. Dari jurusan barat datang ke malaka pedagang-pedagangan
dari mesir, arab, turki, armenia, parsi, gujarat, koromandel, malabar, keling,
benggali, arakan, peguh, dan kedah. Sedangkan yang datang ke malaka dari jurusan utara adalah
padagang-pedagang dari siam, pahang, patani, kamboja, campa dan cina. Sedangkan
dari jurusan timur datanglah ke malaka pedagang-pedagang dari kepulauan
indonesia seperti tanjungpura, bangka, lingga, sunda, jawa, madura, jambi,
palembanng, kampar, minangkabau, siak, aru, batak, pasai, pedir, maluku, banda,
bima dan timor.
Hubungan antara orang melayu dan orang jawa pun sangat
erat. Seringkali terjadi perkawinan antara pedagang jawa dengan gadis melayu
seperti halnya dengan orang tua pati yusuf. Banyak pula irang-orang jawa yang
diangkat menjadi pegawai kerajaan. Bangsa melayu sendiri banyak melakukan
pelayaran dan perdagangan ke pulau indonesia.
3. Pusat
Penyebaran Agama Islam.
Agama islam yang datang di malaka dan kemudian
berkembang sampai di kepulauan indonesia tidaklah langsung dari arab dan oleh
pedagang-pedagang islam bangsa arab, melainkan melalui pedagang-pedagang islam
bangsa persia dan gujarat dari india. Pedagang-pedagang persia dan gujarat yang
berhubungan langsung dengan pedagang-pedagang arab. Gujarat sebagai pusat
pedagangan di india dengan sendirinya pusat pengembangan agama islam pula.
Bertemulah di gujarat pedagang-pedagangan dari arab, persia, india dan juga pedagang-pedagang
dari asia tenggara, terutama dari malaka memperoleh pengaruh agama islam untuk
kemudian dibawah pulang dan dikembangkan di asia tenggara.
Pengembanga dan penyebaran agama islam dipercepat
pula oleh politik ekspansi malaka. Sejalan dengan pengembangan sayap kekuasaan
malaka, islam pun berkembang dan meluas ke sepanjang pantai timur dan pedalaman
semenanjung malaka serta kepulauan lingga-riau. Putra-putra raja dan anggota
keluarga raja yang kena tawan dalam peperangan akan memperoleh penganpunan atau
grasi dari sultan apabila bersedia masuk islam. Demikianlah ekspansi politik
membawa serta pula ekspansi islam.
4. Raja-Raja
Malaka, Pemerintahan dan Struktur Kekuasaannya.
Parameswa adalah pendiri dan pembangun malaka. Ia
adalah sultan pertama yang menganut islam mazhab syafi’i berkat perkawinannya
putri raja samudra pasai. Sebagai sultan parameswara bergelar sultan megat
iskandar syah. Ia memerintah kerajaan malaka pada 1402-1424.
Satuan timbangan yang berlaku di malaka adalah
tahil, yang harganya sama dengan 16 emas, setiap emas ada 4 kupao dan setiap
kupao ada 20 kumderi. Satu kati ada 23 tahil atau 32,75 ons. Dalam hukum di
malaka ditetapkan pula bahwa 1 bahar sama dengan 205 kati dan 1 dacin ada 3
kuintal lebih.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Agama Islam masuk Indonesia
kira-kira sejak abad ke-7. Kerajaan-kerajaan Islam yang berkembang di Indonesia
antara lain : Kerajaan Perlak, Kerajaan Samudra Pasai, Kerajaan Aceh, Kerajaan
Demak, Kerajaan Pajang, Kerajaan Mataram, Kerajaan Banten, Kerajaan Cirebon,
Kerajaan Goa-Tallo, Kerajaan Ternate, dan Tidore.
Islam berkembang pesat di Indonesia
dibuktikan dengan Agama Islam merupakan Agama yang mendominasi wilayah
Indonesia. Selain itu sistem pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
termasuk dalam sistem pemerintahan monarki, karena para penguasa masih ada
ikatan keturunan.
B.
Saran.
Makalah ini diharapkan dapat
menjadi bahan maupun referensi pengetahuan mengenai Kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia. Namun, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan, karena
melihat masih banyak hal-hal yang belum bisa dikaji lebih mendalam dalam
makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar