Rabu, 21 Desember 2016

Makalah Kerajaan-kerajaan islam Tertua Indonesia



MAKALAH
DI
SUSUSN
OLEH :
TASRI MULIADI MN
16.3100.064
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Islam lahir di jazirah Arab. Islam berkembang sampai ke Indonesia dibawa pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat, sekitar abad ke-7 hingga abad ke-8. Islam diterima dengan baik dan berkembang dengan pesat di Indonesia. Faktor pendorong Islam cepat berkembang di Indonesia :
1.      Syarat masuk Islam mudah.
2.      Islam bersifat terbuka.
3.      Tidak mengenal sistem kasta.
4.      Disebarkan secara damai.
5.      Upacara sederhana dan biaya murah.
6.      Runtuhnya kerajaan Majapahit di pulau Jawa, ada sembilan tokoh penyebar agama Islam yang dikenal sebagai Wali Sanga (wali sembilan). Peranan Wali Sanga antara lain :
1)      Sebagai penyebar agama Islam.
2)      Pendukung bedirinya kerajaan Islam.
3)      Penasehat raja.
4)      Pendukung berkembangnya kebudayaan daerah yag disesuaikan dengan Islam.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah apa saja kerajaan-kerajaan Islam yang berkembang di Indonesia dan bagaimana pemerintahannya.
Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja kerajaan-kerajaan Islam yang berkembang di Indonesia dan bagaimana pemerintahannya.











BAB II
PEMBAHASAN

KERAJAAN ISLAM TERTUA DI INDONESIA
A. Kerajaan Perak.
1)      Jalur Pelayaran di Pantai  Timur Sumatra.
Sudah sejak zaman kuno, Selat Malaka memiliki peranan penting sebagai jalur pelayaran yang menghubungkan negeri India dengan Cina dan sebaliknya. Sistem pelayaran itu sangat ditentukan oleh sistem angin terutama angin musim. Angin musim barat dan angin musim timur menentukan secara teratur pola pelayaran dari India (Barat) ke Cina (Timur) pulang-balik dengan tetap. Pelayaran menyisir sisi Barat Selat Malaka ini bertahan sampai timbulnya kota pelabuhan Malaka pada awal abad ke-15. Pada masa perkembangan  agama Hindu/Buddha tumbuhan di sisi barat Selat Malaka atau pantai timur Sumatra ini, Kerajaan Melayu dari Sriwijaya.  Sedang pada masa perkembangan Islam kerajaan-kerajaan Islam pertama tumbuh di bagian utara, di Perlak dan Samudra Pasai. Ketika jalur pelayaran dan perdagangan beralih melalui sisi timur Selat Malaka atau pantai barat Semenanjung, maka tumbuh pila di daerah perairan pantai barat Semenanjung ini. Kerajaan Islam ketiga ialah Kerajaan Malaka.
2)      Perdagangan Lada.
Hasil bumi ikut meramaikan perdagangan internasional di Selat Malaka adalah lada. Daerah penghasil lada yang utama pada waktu itu adalah Aceh. Lada ini diekspor melalui bandar Perlak (Peureulak).
Dalam waktu yang relatif singkat Aceh telah tumbuh menjadi daerah penghasil dan pengekspor terbesar hasil lada. Perlak dijadikan bandar utama dipantai timur  Sumatra bagian utara. Bandar Perlak akhirnya tumbuh dan berkembang menjadi kota perdagangan yang sifatnya Internasional. Banyak pula kota ini didatangi padagang-pedagang yang berasal dari Mesir, Arab, Persi dan Gujarat. Akhirnya di kota Perlak ini pulalah berdiri Kerajaan Islam Pertama di Indonesia.
3)      Kerajaan Islam Pertama.
Perlak diperkirakan berdiri sejak akhir abad ke-12. Nama semula adalah Peireulak. Kitab Negarakertagama menyebut-nyebut negeri itu dengan nama “Parlak”. Marco Polo yang berkunjung ke negeri itu pada tahun 1292 mencatatnya sebagai Negeri Ferlec.
Sepeninggalan Sultan Alaiddin Mahmud Syah kedua kesultanan itu dipersatukan kembali di bawah pimpinan Sultan Alaiddin Malik Ibrahim Syah. Namun sebagai akibat perebutan kekuasaan yang berkepanjangan antara Dinasti Marah dan Dinasti Sayid maka kemunduran Kesultanan Perlak tidak dapat dicegah lagi. Pada akhir abat ke-13 Kesultanan Perlak tidak lagi memegang peranan penting dalam sejarah kerajaan-karajaan Islam di pantai timur Sumatra. Dalam perebutan kekuasaan itu Dinasti Marah banyak menderita kekalahan. Banyak diantara keturunan marah yang menyingkir ke tempat lain dan mendirikan perkampungan dan pemukiman baru seperti di Sarah Raja, Serbajadi, Lukop, Biang Keujeren dan Sebagainya.
B. Kerajaan Samudra Pasai.
1. Etimologi Nama Kerajaan.
Nama lengkap Kerajaan  Samudra Pasai adalah Samudra Aca Pasai yang berarti Kerajaan Samudra yang baik dengana beribu kota di Pasai. Ibu kota pasai sekarang tidak ada lagi bekas-bekasnya. Kira-kira letak pasai adalah di sekitar Negeri Blang  Me sekarang.
Nama Sumatra belum dikenal dalam buku Pararaton atau pun dalm Negarakertagama. Negarakertagama biasanya hanya menyebut bagian-bagian dari pulau Sumatra saja dan jarang sekali menyebut nama pulau itu sebagai keseluruhan. Bagian-bagian pulau Sumatra yang disebut-sebut  dalam kitab Negarakertagama ialah: Jambi, Palembang, Toba, Dharmacraya, Kandis, Kahwas, Minangkabau, Siak, Rokan, Kampar, Panai, Kampe, Haru, Mandailing, Tumihang, Parlak, Lawas, Samudra, Lamuri, Batan, Lampung dan Barus. Itulah sejumlah nama daerah yang tunduk kepada Majapahit. Kiranya kiab Negarakertagama mengunakan nama Melayu untuk menyebut pulau Sumatra.
2. Pendiri Kerajaan Samudra Pasai.
Kerajaan Pasai ini merupakan kerajaan islam kedua sesudah perlak. Sumber-sumber sejarah mengenai kerajaan ini jauh lebih lengkap dibandingkan dengan kerajaan pertama. Di samping hikayat, berita-berita luar negeri, kerajaan ini juga meninggalkan peninggalan arkeologis berupa prasasti yang dapat menjadi saksi utama mengenai telah berdirinya kerajaan ini. Pendiri kerajaan samudra pasai adalah sultan malik al saleh.
Penobatan marah silu sebagai sultan pertama di samudra pasai  oleh syak ismail ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama, syek ismail memang merupakan orang asli yang kuat pribadinya dan beragama mazhab syafi’i. Kedua, menurut syekh ismail marah silu atau sultan malik al saleh akan sanggup dan mampu membasmi aliran syi’ah yang merajalela dipantai timur sumatra utara. Ketiga, marah silu dapat pula diharapkan akan mampu mengambil ali perdagangan persia, arab, dan gujarat yang menganut islam aliran syi’ah. Demikianlah sejak tahun 1285 berakhirlah kekuasan sultan pasai yang beraliran Syi’ah dan berdirilah kesultanan baru  yang beraliran mazhab syafi’i di bawah pimpinan marah silu yang bergelar sultan malik al baleh. Sultan pertama ini memerintah sampai 1297
3. Peranan Samudra Pasai.
Dengan timbulnya kerajaan samudra pasai maka kesultanan perlak mengalami banyak kemunduran. Samudra pasai tampil menjadi bendar utama di pantai timur sumatra utara. Samudra pasai tidak saja menjadi pusat perdagangan lada, namun sekaligus juga menjadi  pusat pengembangan agama islam  mazhab syafi’i.
Dalam sistem pemerintahannya samudra pasai memperlihatkan adanya pengaruh dari india dan persia. Keraton atau istana samudra pasai dibangun menurut gaya arsitektur india. Pengaruh persia dalam pemerintah nampak jelas dalam gelar-gelar jabatan. Raja sendiri menggunakan gelar syah, sedangkan patihnya yang mendampingi raja menggunakan gelar amir, bahkan diantara pembesar kerajaan terdapat pula orang-orang persia. Kemudian malaka pun berkembang menjadi pusat penyebaran agama islam mazhab syafi’i untuk seluruh pantai barat dan timur semenanjung malaka.
C. Kerajaan Malaka.
1. Pertumbuhan kota Malaka.
Sampai sekitar abad ke-13 dan ke-14 hampir dipastikan bahwa kota pelabuhan malaka belum berdiri dan belum dikenal. Sebab sampai abad-abad itu jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan masih melalui selat malaka sisi barat. Jadi masih menyisir pantai timur sumatra, beralihnya jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan sisi barat ke sisi timur selat malaka, jadi menyisir panntai barat semenanjung malaka, baru terjadi setelah kemunduran kesultanan samudra pasai, dengan demikian malaka pun baru berdiri  dan tumbuh setelah beralihnya lalu lintas pelayaran dan perdagangan ke pantai barat semenanjung malaka. Berita tome pires, penulis portugis, yang pernah tinggal di malaka pada 1512-1515, mengenai kota pelabuhan malaka juga kurang jelas, ia hanya menulis bahwa pelabuhan malaka itu dibuka kira-kira seratus tahun sebelum kota itu jatuh ke tangan kekuasaan bangsa portugis.
Letak malaka memang tampan dan sangat baik. Semua kapal cina dan dari indonesia yang akan berlayar ke barat harus melalui malaka. Sebaliknya kapal-kapal yang datang dari sebelah barat malaka, jika akan berlayar ke indonesia atau ke cina, harus pula melewati malaka. Malaka menjadi  pintu gerbang asia tenggara. Demikianlah pelabuhan malaka dapat menguasai perdagangan negara-negara yang terletak di sebelah barat, timur dan utara malaka. Bandar malaka menjadi bandar dagang yang sangat ramai.
2. Pelabuhan Transito bagi Indonesia.
Pada abad ke-15 dan ke-16 malaka telah berkembang menjadi pusat perdagangan internasiaonal. Sebagai diberitakan oleh tome pires dalm semua oriontalnya datanglah ke malaka pedagang-pedagangan dari jurusan barat, utara dan timur. Dari jurusan barat datang ke malaka pedagang-pedagangan dari mesir, arab, turki, armenia, parsi, gujarat, koromandel, malabar, keling, benggali, arakan, peguh, dan kedah. Sedangkan yang  datang ke malaka dari jurusan utara adalah padagang-pedagang dari siam, pahang, patani, kamboja, campa dan cina. Sedangkan dari jurusan timur datanglah ke malaka pedagang-pedagang dari kepulauan indonesia seperti tanjungpura, bangka, lingga, sunda, jawa, madura, jambi, palembanng, kampar, minangkabau, siak, aru, batak, pasai, pedir, maluku, banda, bima dan timor.
Hubungan antara orang melayu dan orang jawa pun sangat erat. Seringkali terjadi perkawinan antara pedagang jawa dengan gadis melayu seperti halnya dengan orang tua pati yusuf. Banyak pula irang-orang jawa yang diangkat menjadi pegawai kerajaan. Bangsa melayu sendiri banyak melakukan pelayaran dan perdagangan ke pulau indonesia.
3. Pusat Penyebaran Agama Islam.
Agama islam yang datang di malaka dan kemudian berkembang sampai di kepulauan indonesia tidaklah langsung dari arab dan oleh pedagang-pedagang islam bangsa arab, melainkan melalui pedagang-pedagang islam bangsa persia dan gujarat dari india. Pedagang-pedagang persia dan gujarat yang berhubungan langsung dengan pedagang-pedagang arab. Gujarat sebagai pusat pedagangan di india dengan sendirinya pusat pengembangan agama islam pula. Bertemulah di gujarat pedagang-pedagangan dari arab, persia, india dan juga pedagang-pedagang dari asia tenggara, terutama dari malaka memperoleh pengaruh agama islam untuk kemudian dibawah pulang dan dikembangkan di asia tenggara.
Pengembanga dan penyebaran agama islam dipercepat pula oleh politik ekspansi malaka. Sejalan dengan pengembangan sayap kekuasaan malaka, islam pun berkembang dan meluas ke sepanjang pantai timur dan pedalaman semenanjung malaka serta kepulauan lingga-riau. Putra-putra raja dan anggota keluarga raja yang kena tawan dalam peperangan akan memperoleh penganpunan atau grasi dari sultan apabila bersedia masuk islam. Demikianlah ekspansi politik membawa serta pula ekspansi islam.
4. Raja-Raja Malaka, Pemerintahan dan Struktur Kekuasaannya.
Parameswa adalah pendiri dan pembangun malaka. Ia adalah sultan pertama yang menganut islam mazhab syafi’i berkat perkawinannya putri raja samudra pasai. Sebagai sultan parameswara bergelar sultan megat iskandar syah. Ia memerintah kerajaan malaka pada 1402-1424.
Satuan timbangan yang berlaku di malaka adalah tahil, yang harganya sama dengan 16 emas, setiap emas ada 4 kupao dan setiap kupao ada 20 kumderi. Satu kati ada 23 tahil atau 32,75 ons. Dalam hukum di malaka ditetapkan pula bahwa 1 bahar sama dengan 205 kati dan 1 dacin ada 3 kuintal lebih.











BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Agama Islam masuk Indonesia kira-kira sejak abad ke-7. Kerajaan-kerajaan Islam yang berkembang di Indonesia antara lain : Kerajaan Perlak, Kerajaan Samudra Pasai, Kerajaan Aceh, Kerajaan Demak, Kerajaan Pajang, Kerajaan Mataram, Kerajaan Banten, Kerajaan Cirebon, Kerajaan Goa-Tallo, Kerajaan Ternate, dan Tidore.
Islam berkembang pesat di Indonesia dibuktikan dengan Agama Islam merupakan Agama yang mendominasi wilayah Indonesia. Selain itu sistem pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia termasuk dalam sistem pemerintahan monarki, karena para penguasa masih ada ikatan keturunan.
B.     Saran.
Makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi pengetahuan mengenai Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Namun, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan, karena melihat masih banyak hal-hal yang belum bisa dikaji lebih mendalam dalam makalah ini.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar