Tasri Muliadi Mn
16.3100.064
Kuliah Dasar-Dasar Logika, Kamis 15:30
PENYEBAB KESALAHAN
BERFIKIR
A.
Pengertian Kesalahan Berfikir.
Istilah
teknis kesalahan adalah sofisme. Yang dimaksud dengan kesalahan adalah
pemikiran yang menyesatkan. Menyesatkan karena nampaknya benar, tetapi
sebenarnya tidak. Tetapi pengertian kesalahan juga dapat diterapkan pada setiap
aksi akal budi yang tidak sah karena sebenarnya kesalahan itu disebabkan tidak
mematuhi hukum-hukum atau aturan-aturan pemikiranKesalahan
dalam berpikir (sesat pikir) ialah kekeliruan penalaran yang disebabkan oleh
pengambilan kesimpulan yang tidak sahih dengan melanggar
ketentuan-ketentuan logika atau susunan dan penggunaan bahasa serta penekanan
kata-kata yang secara sengaja atau tidak, telah menyebabkan pertautan atau
asosiasi gagasan tidak tepat. Sedangkan menurut Sumaryono, sesat pikir adalah
proses penalaran atau argumentasi yang sebenarnya tidak logis, salah arah, dan
menyesatkan, suatu gejala berpikir yang salah yang disebabkan oleh pemaksaan prinsip-prinsip
logika tanpa memperhatikan relevansinya. Kesesatan penalaran dapat terjadi pada
siapa saja, bukan karena kesesatan dalam fakta-fakta, tetapi dari bentuk
penarikan kesimpulan yang salah karena tidak dari premis-premis yang menjadi
acuannya.
B.
Faktor Kesalahan Berfikir.
Ada beberapa faktor atau penyebab sehingga orang
cenderung melakukan pemikikiran yang tidak logis atau kesalahan berfikir. Berikut
ini contoh faktor-faktor atau penyebab kesalahan berfikir antara lain sebagai
berikut :
Pertama, bersandar pada prasangka (persangkaan),
bukan pada pengetahuan yang pasti. Persangkaan adalah penyebab utama
kekeliruan. Descartes pernah bilang, “Jangan tergesa
menghubung-hubungkan gagasan dengan kecenderungan.” Contohnya : jika
seseorang menceritakan kejelekan orang lain hanya berdasarkan prasangkanya
saja, tanpa ada unsur pengetahuan yang lebih dalam. Hal seperti ini juga
termasuk kesalahan berfikir.
Kedua, hawa nafsu. Sekali-kali jangan pernah
untuk bersikap tidak adil dalam menilai. Bila seseorang tidak adil dalam
memberikan penilaian, maka secara tidak disadari, arah pemikirannya akan
cenderung kepada hawa nafsunya. Contohnya : jika ada seseorang dosen yang
kurang adil memberikan penilaian kepada mahasiswanya, karena dia hanya
mendahulukan hawa nafsunya semata.
Ketiga, tergesa-gesa. Tergesa-gesa juga
merupakan salah satu faktor atau penyebab terjadinya salah pemikiran, karena
dengan tergesa-gesa orang tersebut tidak bisa berfikir secara logis atau
jernih. Contohnya : jika kita melakukan aktivitas seperti, kita sedang
melakukan perjalanan ke suatu tempat dengan menggunakan kendaraan roda dua
(motor) secara tergesa-gesa. Hal ini bisa saja mengakibatkan kecelakaan akibat
kurang fokusnya seseorang mengendarai motor.
Keempat, berpikir tradisional dan melihat ke masa
lalu. Kecenderungan alamiah manusia adalah cepat menerima gagasan
atau kepercayaan yang sudah diterima oleh generasi sebelumnya, tanpa
memikirkannya lebih jauh. Contohnya : seseorang yang telah gagal dalam
melakukan sesuatu seperti gagal menjadi tentara. Kemudian dia berfikir tidak
akan lagi mau menjadi seorang tentara karena dia melihat masa lalunya yang
gagal.
Kelima, memuja tokoh atau mengkultuskan seseorang.
Mengkultuskan seseorang akan membuat seseorang tidak berani beda dengan
pendapat sebelumnya atau pendapat tokoh yang dikultuskan tersebut. Ini akan
menyebabkan seseorang kehilangan kemerdekaan berpikir dan berkehendak. Kata Muthahhari lagi, Al-Qur’an
menyeru kita agar berpikir independen dan jangan membabi buta mengikuti
pendapat orang-orang terdahulu.
Keenam, kurangnya rasa percaya diri (PD). Kurangnya rasa percaya diri (PD) ini salah satu
faktor penyebab seseorang melakukan kesalahan berfikir. Contohnya : jika
seorang mahasiswa melakukan presentase di di depan banyak orang. Di saat itulah
biasa terjadi kesalahan berfikir karena kurangnya rasa percaya diri (PD) yang
di miliki orang tersebut.
Kedelapan,kurang fokusnya seseorang. Kurang fokusnya seseorang juga termasuk faktor atau
penyebab seseorang melakukan kesalahan berfikir. Fokus itu sangat penting bagi
seseorang untuk berfikir yang logis, karena jika kita kurang fokus dalam
berfikir bisa saja kita melakukan kesalahan yang tidak pantas untuk kita
lakukan.
C. Macam-Macam Kesalahan Berfikir
Informal.
·
Fallacy
of Hasty Generalization (Kekeliruan Karena Membuat Generalisasi yang
Terburu-buru)
·
Fallacy of Forced Hypothesis (Kekeliruan Karena
Memaksakan Praduga)
·
Fallacy of Begging the Question (Kekeliruan Kerna
Mengundang Permasalahan)
·
Fallacy of Circular Argument (Kekeliruan Karena
Menggunakan Argumen yang Berputar)
·
Fallacy of Argumentative Leap (Kekeliruan Karena
Berganti Dasar)
·
Fallacy
of Appealing to Authority (Kekeliruan Karena Mendasarakan pada Otoritas)
·
Fallacy of Appealing to Force (Kekeliruan Karena
Mendasarkan Diri pada Kekuasaan)
·
Fallacy of Abusing (Kekeliruan Karena Menyerang
Pribadi)
·
Fallacy of Ignorance (Kekeliruan Karena Kurang
Tahu)
·
Fallacy
of Complex Question (Kekeliruan Karena Pertanyaan yang Ruwet)
·
Fallacy of Oversimplification (Kekeliruan Karena
Alasan Terlalu Sederhana)
·
Fallacy
of Accident (Kekeliruan Karena Menetapkan Sifat)
·
Fallacy
if Irrelevent Argument (Kekeliruan Karena Argumen yang TIdak Relevan)
·
Fallacy
of False Analogy (Kekeliruan Karena Salah Mengambil Analogi)
·
Fallacy
of Appealing to Pity (Kekeliruan Karena Mengundang Belas Kasihan)